Diabetes adalah ketidakmampuan tubuh untuk memproses gula (glukosa). Biasanya, ketika orang non-diabetes mengonsumsi gula, pankreas akan melepaskan enzim yang disebut insulin untuk mengubah gula menjadi energi. Namun pada penderita diabetes, pankreas tidak membuat insulin dan tubuh menjadi resisten terhadapnya. Akibatnya, gula darah menumpuk di arteri dan merusak pembuluh darah. Padahal, arteri punya fungsi vital untuk mengalirkan darah berisi oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Jika diabetes tidak mendapat penanganan yang serius, hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, kebutaan, sirkulasi yang buruk, hingga amputasi.
Data International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat hanya dalam waktu dua tahun, dibandingkan tahun 2019 sebesar 10,7 juta. Jumlah serangan diabetes di Indonesia mencapai 18 juta pada tahun 2020. Pada saat itu, prevalensi kasus tersebut meningkat 6,2 persen dibandingkan tahun 2019.
Dokter Spesialis Diabetes di RSUP Dr. Sardjito, Raden Bowo Pramono, mengatakan bahwa di Yogyakarta, jika dilihat dari data yang ada, kasus penyakit diabetes begitu tinggi. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat ketiga provinsi dengan prevalensi diabetes mellitus tertinggi di Indonesia yakni sebesar 3,1% berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018).
Umumnya, diabetes mellitus memang menyerang orang-orang tua. Tapi saat ini, anak-anak muda juga tidak terbebas dari penyakit diabetes. Hal ini disebabkan karena pola hidup anak-anak muda sekarang yang tidak sehat. Anak muda sekarang sangat kurang berolahraga dan melakukan aktivitas di luar ruangan. Apalagi di era digital seperti sekarang, baik mahasiswa maupun anak muda yang sudah bekerja banyak yang menghabiskan waktunya di depan komputer atau laptop sepanjang hari. Kondisi ini menyebabkan makanan yang dia makan tidak dapat dicerna dengan baik dan proses metabolisme tubuh menjadi terganggu (Endang Yuniarti, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta)
Teras Malioboro 1 bersama FOID Spesialis Luka Diabetes Unit Yogyakarta memberikan layanan pemeriksaan gula darah gratis kepada masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juli 2022 dan 22 Juli 2022, pukul 08.00 s.d 12.00 wib, bertempat di gedung Cendrawasih, Teras Malioboro 1 Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk skrining penyakit diabetes di lingkup masyarakat maupun pemerintah sekitar dan memberikan pengetahuan dini tentang penyakit dibetes secara gratis kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, antusias masyarakat sangat tinggi dengan adanya kegiatan ini. Pada hari Jumat tanggal 01 Juli 2022 jumlah mencapai 85 orang dan pada tanggal 22 Juli 2022 sebanyak 81 partisipan dengan peserta usia berkisar 17-78 tahun. Masyarakat bercerita, jika senang telah diadakan layanan pemeriksaan cek gula darah gratis dan layanan kesehatan lainnya. Mereka menilai bahwa selain mengetahui status kesehatan, juga mendapat pengetahuan tentang penyakit diabetes dan bagaimana pencegahan terhadap penyakit diabetes. Masyarakat berharap agar kegiatan ini dapat berkelanjutan di Teras Malioboro 1.