Teras Malioboro Ketandan Yogyakarta resmi beroperasi pada Bulan Januari 2025 lalu dan menjadi bagian Teras Malioboro. Tidak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi, wisata dan budaya, tetapi juga berdiri di atas lahan yang sarat nilai sejarah. Di lokasi ini dahulu berdiri rumah Kapiten Tan Jin Sing, seorang tokoh Tionghoa terkemuka yang memainkan peran penting dalam sejarah Yogyakarta.
Tan Jin Sing, yang dikenal dengan gelar Raden Tumenggung Setjodiningrat lahir tahun 1790 di Semarang sebagai orang Jawa yang diadopsi oleh keluarga Tionghoa. Ia tumbuh sukses menjadi seorang pengusaha dan ikut serta membantu Pemerintah Kolonial dalam peperangan di Jawa dalam logistik dan dukungan finansial. Pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono III gelar Raden Tumenggung Setjodiningrat melekat di dirinya karena jasa-jasanya sekaligus diangkat menjadi Bupati Yogyakarta yang menjadikannya sebagai orang Tionghoa pertama yang menduduki jabatan tersebut di lingkungan keraton.
Selama menjabat Ia berkediaman di Jalan Ketandan No. 9, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Tempat ini mencerminkan perpaduan arsitektur Tionghoa, Jawa, dan Eropa, serta menjadi saksi bisu peran Tan Jin Sing dalam menjembatani hubungan antara komunitas Tionghoa, Keraton Yogyakarta, dan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Wilayah ini terus berkembang dan berartikulasi menjadi kawasan etnik Tionghoa, mulai dari penduduk, kuliner, hingga bangunan-bangunan.
Hingga saat ini, warisan sejarah peninggalan masa lalu masih dapat disaksikan secara langsung di antaranya adalah deretan bangunan bergaya Pecinan yang tersebar di kawasan Ketandan. Salah satu peninggalan yang paling berkesan adalah petilasan pondasi rumah Kapiten Tan Jin Sing, yang kini menjadi bagian dari Teras Malioboro Ketandan. Teras Malioboro dibangun tepat di atas komplek kediaman Tan Jin Sing dengan tujuan bukan untuk menghapus, melainkan melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya setempat. Berdesain arsitektur Pecinan yang unik, kawasan ini juga dilengkapi berbagai spot foto yang menarik perhatian pengunjung dan memperkuat identitasnya sebagai destinasi warisan budaya sekaligus tempat interaksi ekonomi modern.