“JUMANGKAH”

JUMAT BERKAH SEBAGAI PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL BUDAYA MASYARAKAT JOGJA DI TERAS MALIOBORO 1

Setiap hari Jumat, banyak sekali timeline media social Indonesia dihiasi oleh beberapa tagar yang sangat trending di masyarakat, yaitu tagar #JumatMubarok atau #JumatBerkah. Istilah Jumat Mubarok diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah Jumat Berkah. Menurut Kamus Al Munawwir, berkah dalam bahasa Arab adalah barokah (البركة ) yang artinya nikmat. Sedangkan secara istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni bertambahnya kebaikan. Dalam penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia, berkah adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Mengutip dari buku Panduan Lengkap Ibadah Sehari-hari oleh Ust. Syaiffurahman El-fati, para ulama juga menjelaskan mengenai makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah. Ini berlaku untuk berkah dalam hal material maupun spiritual.

Sedekah merupakan ungkapan yang sudah selazimnya kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, yakni suatu bentuk solidaritas kepada orang lain secara langsung serta sukarela tanpa adanya batas jumlah yang diberikan dan waktu khusus. Sedekah merupakan salah satu ibadah yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini, Allah memerintahkan setiap umat muslim untuk menyisihkan sebagian harta dan rezekinya untuk diberikan pada orang-orang yang berhak. Sebab sudah menjadi kewajiban umat muslim untuk saling tolong-menolong.

Secara umum, sedekah dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun dalam ajaran Islam, salah satu waktu terbaik yang dianjurkan untuk sedekah adalah hari jumat. Dalam hal ini, sedekah di hari jumat memiliki manfaat keutamaan yang lebih baik dibandingkan sedekah yang dilakukan di waktu lain. Manfaat sedekah di hari Jumat memberikan pahala yang lebih besar dan berlipat ganda. Berbagai hadist pun menyebutkan dan menjelaskan mengenai hal ini. Di mana jumat termasuk salah satu hari raya bagi orang muslim, sehingga dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan baik di hari tersebut.

Dari keterangan di atas, masyarakat lebih memilih Hari Jumat untuk melakukan kegiatan bersedekah karena beberapa keutamaannya. Begitu pula di Teras Malioboro 1, kegiatan Jumat berkah merupakan kegiatan berbagi makanan maupun minuman yang rutin diadakan setiap Hari Jumat setelah solat Jumat. Kegiatan jumat berkah di Teras Malioboro 1 sudah terbangun sejak dulu, yaitu sejak masih berjualan di trotoar Malioboro. Di trotoar Malioboro, ada beberapa lokasi yang mengadakan acara jumat berkah, dimana peruntukannya untuk umum dan gratis. Setelah pindah ke Teras Malioboro 1, budaya kearifan local tersebut ternyata masih terus dilestarikan. Hanya saja dulu waktu masih di trotoar Malioboro kegiatannya masih tersebar di beberapa lokasi. Sekarang setelah semua berkumpul di Teras Malioboro 1, kegiatan Jumat Berkah tergabung menjadi satu kelompok.

Setiap tenant yang tergabung dalam kelompok ini memiliki peran masing-masing yang tak kalah penting dalam menyukseskan acara Jumat Berkah. Beberapa jam sebelum acara mereka berkumpul untuk Bersama-sama melakukan kegiatan persiapan acara Jumat Berkah, diantaranya membungkus makanan yang sudah disiapkan dan menyiapkan berbagai jenis minuman serta irisan buah segar. Setelah semua tersaji dan siap dibagikan, maka acara pembacaan doa bersama dilakukan untuk mengharap keberkahan, keselamatan, Kesehatan dan berlimpahnya rejeki bagi semua warga Teras Malioboro 1. Sebagai puncak acaranya adalah pembagian makanan dan minuman yang telah tersaji kepada semua masyarakat, baik pengunjung dan tenant di Teras Malioboro 1.

Wahyu Arif Wibowo selaku panitia Jumat Berkah mengatakan bahwa pada Jumat Berkah yang pertama diadakan di Teras Malioboro 1 berhasil menyediakan 150 nasi bungkus, kemudian pada Jumat Berkah yang ke-11 pada tanggal 5 Agustus 2022 panitia berhasil menyediakan nasi bungkus sebanyak 350 bungkus. Agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, maka kegiatan Jumat Berkah di Teras Malioboro 1 dibranding dengan nama “Jumangkah”. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Jumangkah berharap agar kegiatan ini terus dilaksanakan sebagai usaha melestarikan budaya kearifan local masyarakat Jogja khususnya Teras Malioboro 1 dan semakin memberi manfaat kepada masyarakat (ab).

“MERAH PUTIH CARNIVAL” KEMERIAHAN PERAYAAN DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-77DI TERAS MALIOBORO 1

Merah Putih Carnival Teras Malioboro

Merah Putih Carnival – Setiap orang di Indonesia tahu bahwa bulan yang paling meriah di Indonesia setiap tahunnya adalah Bulan Agustus. Alasannya adalah karena seluruh warga di berbagai penjuru Indonesia sangat antusias sekali untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Berbagai macam cara mereka untuk merayakan hari ulang tahun tersebut. Bukan hanya menghias dan mendekorasi rumah, kampung dan wilayahnya dengan berbagai pernaik-pernik hiasan dan atribut khas 17-an, di berbagai daerah juga sering diselelnggarakan tradisi lainnya yang membuat perayaan tersebut semakin meriah. Tidak cukup dengan itu, berbagai macam lomba dan berbagai festival perayaan kemerdekaan juga turut meramaikan segala penjuru wilayah tanah air.

Setelah dua tahun tidak merasakan perayaan kemerdekaan, tibalah tahun ini masyarakat bisa merayakannya kembali. Memang tak dapat dipungkiri, pandemi covid-19 membuat sebagian masyarakat merindukan kemeriahan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia yang sudah mulai pulih dari pandemi covid-19 telah berhasil menghadirkan kembali berbagai kegiatan yang sempat hilang selama dua tahun. Maka sekarang, semua warga Kembali menggenggam semangat, Indonesia siap untuk bangkit lebih kuat.

Teras Malioboro 1 mengadakan “MERAH PUTIH CARNIVAL”

Merah Putih Carnival

Kemeriahan perayaan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia juga turut dirasakan oleh Teras Malioboro 1 yang di dalamnya terdapat para tenant yang dulunya berjualan di sepanjang kawasan Malioboro. Sejak memasuki Bulan Agustus, antusias pengelola dan para tenant Teras Malioboro 1 sudah terlihat dengan kegiatan menghias Kawasan Teras Malioboro 1. Sebagai puncak acara perayaan kemerdekaan, Teras Malioboro 1 mengadakan “MERAH PUTIH CARNIVAL” yang diadakan mulai tanggal 14 hingga 22 Agustus 2022. Kegiatan perayaan kemerdekaannya adalah sebagai berikut :

  1. Tanggal 14 Agustus 2022 Lomba Fun Colouring Mamamia. Lomba mewarnai ini dikhususkan bagi anak-anak untuk meningkatkan kreatifitas.
  2. Tanggal 15 Agustus 2022 Lomba Senam Sehat Ibu-ibu DIY. Lomba ini diikuti oleh ibu-ibu se-DIY yang tergabung dalam kelompok sanggar senam.
  3. Tanggal 16 Agustus 2022 Gotong royong Bersih Teras dan Lomba 17-an Paguyuban. Tanggal tersebut bertepatan dengan hari Selasa Wage dimana para tenant Teras Malioboro 1 mempunyai kebiasaan bergotong-royong membersihkan Teras Malioboro 1 seperti kegiatan yang biasa mereka lakukan dulu sejak berjualan di sepanjang Kawasan Malioboro. Kemudian dilanjutkan lomba antar paguyuban Teras Malioboro 1 untuk menambah semarak perayaan kemerdekaan. Selain itu rangkaian kegiatan tersebut mampu menambah suasana kekeluargaan antar tenant dan antar paguyuban di Teras Malioboro 1. Acara perayaan tanggal 16 Agustus ini diakhiri dengan live music special yaitu Pop Java Mix Music Spesial Selasa Wage. Dalam kegiatan ini turut serta para pengunjung ikut meramaikan dan menambah semaraknya perayaan kemerdekaan.
  4. Tanggal 17 Agustus 2022 Promo Merdeka. Kegiatan ini selain diisi dengan adanya banyak promo diskon belanja, juga diadakan lomba antar paguyuban Teras Malioboro 1, antara lain makan kerupuk, estafet tepung, lomba karaoke dan tarik tambang.
  5. Tanggal 18 Agustus 2022 masih rangkaian promo diskon yaitu Bakpia Special Price, dimana harga 6 box bakpia hanya Rp. 50.000 saja. Selain itu masih terdapat juga perlombaan yang diikuti oleh para tenant, antara lain lomba karaoke, lomba memasukkan pensil dalam botol dan lomba lari kelereng.
  6. Tanggal 19 Agustus 2022 terdapat tiga agenda kegiatan kemeriahan, yaitu Senam Pagi Merah Putih, Jumat Berkah Merah Putih dan Merah Putih Teras Zumba Party. Senam Pagi Merah Putih merupakan senam bersama yang diikuti oleh pengelola dan para tenant. Senam ini sebenarnya merupakan kegiatan rutin setiap Jumat pagi. Para pengunjung pun juga boleh mengikuti agar kegiatan ini semakin meriah. Jumat Berkah Merah Putih merupakan kegiatan berbagi makanan dan minuman gratis kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan agenda rutin setiap Hari Jumat setelah solat Jumat. Para tenant bersama-sama membuat makanan dan minuman kemudian membagikannya kepada siapa saja secara gratis setelah dilakukan doa Bersama. Mereka berharap dengan adanya kegiatan ini menambah keberkahan dan mempererat hubungan baik sesame. Kegiatan diakhiri dengan Merah Putih Teras Zumba Party pada sore harinya. Banyak sekali masyarakat yang antusias mengikuti kegiatan ini sehingga memadati kawasan Teras Malioboro 1.
  7. Tanggal 20 Agustus 2022 Pesta Rakyat Simpedes BRI. Kegiatan ini merupakan hasil Kerjasama antara Bank BRI dengan Teras Malioboro 1. Dalam kegiatan ini diadakan kegiatan event pentas lagu bersama penyanyi Brian Jikustik, senam bersama oleh Momo Dance Encore ft. Bhatara Etnic dan kegiatan Bazaar UMKM.
  8. Tanggal 22 Agustus 2022. Sebagai puncak acara diadakan lomba karaoke bagi para tenant. Hanya saja pemenang lomba merupakan peserta yang nyanyiannya paling fals, sehingga hal ini membuat semakin meriah perayaan kegiatan 17-an di Teras Malioboro 1.

Sultan Hamengku Buwono X

Sultan Hamengku Buwono X

Terlahir dengan nama Bendara Raden Mas (BRM) Herjuno Darpito pada tanggal 2 April 1946 di Yogyakarta, kemudian menghabiskan sepanjang hidupnya di kota yang ia cintai, Sri Sultan Hamengku Buwono X tumbuh menjadi pribadi yang sangat dekat dengan kota dan rakyatnya. Setelah dewasa beliau ditunjuk oleh ayahandanya sebagai Pangeran Lurah atau yang dituakan diantara semua pangeran di Keraton Yogyakarta. Mas Jun, begitu beliau biasa disapa pada saat muda, kemudian diberi gelar Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Mangkubumi.

Sebelum bertakhta sebagai Sultan Yogyakarta, KGPH Mangkubumi sudah terbiasa dengan pelbagai urusan di pemerintahan. Beliau sering diminta membantu tugas-tugas ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Selain itu, KGPH Mangkubumi sendiri juga aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Beberapa jabatan yang pernah beliau emban diantaranya sebagai Ketua Umum Kadinda DIY, Ketua DPD Golkar DIY, Ketua KONI DIY dan Presiden Komisaris PG Madukismo.

Pada tanggal 2 Oktober 1988 Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat. KGPH Mangkubumi kemudian menjadi calon paling tepat untuk menjadi Sultan berikutnya. Proses suksesi ini menjadi hal yang baru dalam sejarah Keraton Yogyakarta. Pada era sebelumnya, setiap Sultan yang akan dilantik harus mendapat persetujuan dari Belanda.

Sesaat sebelum dinobatkan, KGPH Mangkubumi mendapat gelar Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati Hamengku Negara Sudibyo Raja Putra Nalendra Mataram yang bermakna sebagai putera mahkota. Setelah itu, baru kemudian secara sah beliau dinobatkan sebagai Sultan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 7 Maret 1989 atau Hari Selasa Wage, tanggal 29 Rajab 1921 berdasarkan penanggalan Tahun Jawa.

Menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Setelah Paku Alam VIII wafat, dan melalui beberapa perdebatan, pada 1998 ia ditetapkan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masa jabatan 1998-2003. Dalam masa jabatan ini Hamengkubuwana X tidak didampingi Wakil Gubernur. Pada tahun 2003 ia ditetapkan lagi, setelah terjadi beberapa pro-kontra, sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta untuk masa jabatan 2003-2008. Kali ini ia didampingi Wakil Gubernur yaitu Paku Alam IX.

Sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, ia tidak menguber penghargaan dan piagam pengakuan. Menurutnya, peradaban kota memerlukan sentuhan kasih dan hati nurani

“Kota kita tidak memerlukan kata pujian yang berlebihan. Dia hanya perlu sentuhan kasih dari hati nurani kita.” (Kutipan dari Monumen Tapak Prestasi, Yogyakarta)

Sejarah Yogyakarta

Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY adalah salah satu daerah otonom setingkat provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi ini beribukota di Yogyakarta. Dari nama daerah ini yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah berdirinya provinsi ini, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati.

Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa). Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta sudah mempunyai tradisi pemerintahan karena Yogyakarta adalah Kasultanan, termasuk di dalamnya terdapat juga Kadipaten Pakualaman. Daerah yang mempunyai asal-usul dengan pemerintahannya sendiri, di jaman penjajahan Hindia Belanda disebut Zelfbesturende Landschappen. Di jaman kemerdekaan disebut dengan nama Daerah Swapraja.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri sejak 1755 didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Kadipaten Pakualaman, berdiri sejak 1813, didirikan oleh Pangeran Notokusumo, (saudara Sultan Hamengku Buwono II ) kemudian bergelar Adipati Paku Alam I. Baik Kasultanan maupun Pakualaman, diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangga sendiri.

Semua itu dinyatakan di dalam kontrak politik. Terakhir kontrak politik Kasultanan tercantum dalam Staatsblad 1941 No. 47 dan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 No. 577. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII mengetok kawat kepada Presiden RI, menyatakan bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi bagian wilayah Negara Republik Indonesia, serta bergabung menjadi satu mewujudkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Pegangan hukumnya adalah :

1.Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden Republik Indonesia.
2.Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Amanat Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 ( yang dibuat sendiri-sendiri secara terpisah).
3.Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 ( yang dibuat bersama dalam satu naskah ).

Dari 4 Januari 1946 hingga 17 Desember 1949, Yogyakarta menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia, justru dimasa perjuangan bahkan mengalami saat-saat yang sangat mendebarkan, hampir-hampir saja Negara Republik Indonesia tamat riwayatnya. Oleh karena itu pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia yang berkumpul dan berjuang di Yogyakarta mempunyai kenangan tersendiri tentang wilayah ini. Apalagi pemuda-pemudanya yang setelah perang selesai, melanjutkan studinya di Universitas Gajah Mada, sebuah Universitas Negeri yang pertama didirikan oleh Presiden Republik Indonesia, sekaligus menjadi monumen hidup untuk memperingati perjuangan Yogyakarta.

Pada saat ini Keraton Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Puro Pakualaman oleh Sri Paduka Paku Alam IX. Keduanya memainkan peranan yang sangat menentukan di dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat-istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta. Dengan dasar pasal 18 Undang-undang 1945, Dewan Perwakilan Rakyat Propisni Daerah Istimewa Yogyakarta menghendaki agar kedudukan sebagai Daerah Istimewa untuk Daerah Tingkat I, tetap lestari dengan mengingat sejarah pembentukan dan perkembangan Pemerintahan Daerahnya yang sepatutnya dihormati.

Pasal 18 undang-undang dasar 1945 itu menyatakan bahwa “ pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan Negara dan hak-hak asal-usul dalam Daerah-daerah yang bersifat Istimewa “. Sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang No.3 tahun 1950, sesuai dengan maksud pasal 18 UUD 1945 tersebut. Disebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah meliputi bekas Daerah/Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman. Sebagai ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata.

Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman. Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram.

Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di provinsi ini, di Jogja terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia. Tidak berlebihan bila Jogja disebut sebagai miniatur Indonesia. Sebutan Jogja sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Jogja adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam. Disamping predikat-predikat di atas, sejarah dan status Jogja merupakan hal menarik untuk disimak. Nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Jogja sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Jogja, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta sudah menjadi paket yang tidak bisa dipisahkan lagi sebagai simbol keistimewaan yang dimiliki oleh kota Jogja. Kawasan Keraton Yogyakarta ini merupakan peninggalan sejarah dan ikon Kesultanan Yogyakarta yang memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatwan yang sedang berkunjung ke Kota Jogja.

Jika kamu mengunjungi Keraton Jogja, sobat bisa menemukan banyak hal menarik mulai dari kekayaan budaya hingga nilai-nilai sejarah yang bisa sobat dapatkan ketika mengunjungi keraton ini. Hal inilah yang menjadikan kawasan keraton sebagai tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Untuk mengunjungi Keraton Yogyakarta ini sangat mudah karna banyak paket wisata yang menawarkan keraton sebagai destinasi kunjungan. Sebelum sobat mengunjungi Keraton Yogyakarta, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu sejarah singkat berdirinya keraton ini.

Sejarah Keraton Yogyakarta

keraton yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri.

Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Jogja, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Jogja memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah.

Di sisi lain, Keraton Jogja juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi keraton ini. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

Sejarah Jalan Malioboro

Jalan Malioboro

Malioboro merupakan nama salah satu jalan di pusat Kota Yogyakarta. Jalan Malioboro itu sendiri merupakan salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro, dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan Malioboro merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Asal nama Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta malyabhara yang berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang berpendapat asal kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811- 1816 M.

Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19. Malioboro mulai populer pada era kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda membangun Benteng Vredeburg tahun 1790 di ujung selatan Malioboro. Belanda juga membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The Dutch Governor’s Residence (1830), Javasche Bank, dan Kantor Pos.

Ostarine: Side Effect Free dianabol price smart ways to maximise muscle-growth using supersets

Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa. Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun. Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Di jalan ini pernah terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.

Hingga saat ini, Malioboro terus berkembang dengan tetap mempertahankan konsep aslinya dulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogya. Tempat-tempat strategis seperti Kantor Gubernur DIY, Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo, Teras Malioboro hingga Istana Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan perbaikan untuk menata Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk disinggahi. Pada tahun 2016 ini pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur untuk pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan untuk mempertahankan ciri khas Malioboro. Kemudian pada tahun 2022, seluruh PKL di Jalan Malioboro dipindahkan ke Kawasan Teras Malioboro sehingga jalan ini menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilewati.

5 Pusat Oleh-Oleh Jogja Terpopuler

pusat oleh-oleh

Pusat oleh-oleh – Yogyakarta atau sering disebut Jogja merupakan daerah istimewa dan destinasi wisata terfavorit di Indonesia setelah Bali tentunya menawarkan berbagai macam pesona keindahan dan keunikan-keunikan di dalamnya yang membuat kamu yang mengunjunginya menjadi nyaman dan takkan bisa melupakannya. Berbagai jenis wisata banyak ditawarkan di Jogja mulai dari wisata budaya, sejarah, alam sampai wisata minat khusus.

Karna Jogja dikenal sebagai tempat wisata favorit, tentunya Jogja menawarkan berbagai macam oleh-oleh menarik yang banyak dijajakan pada pusat oleh-oleh yang ada di wilayah Jogja.

Daftar Pusat Oleh-oleh Jogja

Dari sekian banyak pusat oleh-oleh di Jogja, terdapat beberapa yang masuk dalam list terpopuler di Jogja. Berikut kami rangkum 5 pusat oleh-oleh terpopuler di Jogja :

  1. Kawasan Malioboro
pusat oleh-oleh
Jalan Malioboro

Malioboro merupakan pusat oleh-oleh paling identik dengan Yogyakarta. Hal itu membuat Malioboro menjadi landmark dan paling sering menjadi tujuan berburu oleh-oleh ketika di Jogja.

Andre The Dragon (Added Sound) clenbuterol for sale enduro force : will it promote muscle mass growth? read now!

Malioboro merupakan pusat perbelanjaan dengan jajanan/kuliner, pakaian dan batik, kerajinan tangan, hingga aneka oleh-oleh khas Jogja di sepanjang jalannya. Bahkan ketika matahari mulai terbenam, daya pikat Malioboro semakin bertambah. Warna-warni lampu di jalan ini semakin memperindah pemandangan kota Jogja. Serta diiringi dengan alunan musik tradisional khas Jawa yang semakin memikat wisatawan.

  1. Pasar Beringharjo
pusat oleh-oleh
Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo ini menjual berbagai pilihan batik khas Jogja, kerajinan seni, makanan, oleh-oleh khas hingga barang antik juga tersedia.

Banyak wisatawan yang menghabiskan waktu disini untuk berbelanja. Karna di pasar ini menjajakan beraneka ragam buah tangan dengan lengkap. Adapun harga yang ditawarkan bervariasi dan kamu juga bisa melakukan proses “tawar menawar”.

  1. Bakpia Pathok 25
Bakpia Pathok 25

Bakpia Pathok menjadi salah satu buah tangan populer yang paling diincar. Bakpia Pathok 25 merupakan tujuan utama kaitannya dengan aneka oleh-oleh khas Jogja. Bagi warga Jogja, tempat itu begitu melegenda, hingga banyak masyarakat yang dengan mudah memberikan petunjuk arah ke lokasi ini kepada setiap turis yang bertanya. Usaha ini berdiri sejak 1948 dan diwariskan secara turun-temurun. Bakpia Pathok 25 ini berlokasi di Jl. AIP II KS Tubun, Desa Pathuk (persis di belakang Jl. Malioboro).

Sekarang Bakpia Pathok 25 ini sudah memiliki lima cabang yang tersebar di kota Jogja. Keunikan yang dimiliki pusat oleh-oleh ini adalah kamu bisa menyaksikan langsung pembuatan bakpia pathok di pabriknya. Toko Bakpia Pathok 25 ini menyediakan berbagai oleh-oleh khas Jogja seperti Bakpia, Yangko, Geplak dan masih banyak lagi.

Selain itu, pusat oleh-oleh ini juga menjual produk bakpia berbagai varian rasa seperti original, kacang hijau, keju, coklat, nanas, durian, ubi ungu dan kacang merah. Adapun harga satu kotak bakpia ini adalah Rp. 30.000 sampai Rp. 35.000.

  1. Dagadu Jogja
Dagadu Jogja

Jogja memiliki brand fashion yang sudah cukup populer yaitu Dagadu Jogja. Dagadu menjual kaos bermacam desain yang unik dengan harga yang terjangkau. Ciri khas produk ini terletak pada desain dengan tulisan kata-kata humor, kritis dan berbeda dari yang lain.

Tidak hanya menjual kaos, pusat oleh-oleh Jogja satu ini menjual produk lain sebagai oleh-oleh khas Jogja. Bagi wisatawan yang mencari buah tangan unik bisa mampir ke Dagadu Jogja.

  1. Desa Wisata Kasongan 
Desa Wisata Kasongan

Kalau kamu mau cari barang kerajinan, mungkin kamu perlu datang ke Desa Wisata Kasongan. Karena disini kamu bisa melihat berbagai macam aneka barang kerajinan berupa gerabah dan barang antik yang diproduksi sendiri oleh warga Kasongan.

Semua gerabah dan produk-produk yang ada disini dibuat sendiri oleh warga menggunakan tanah liat sebagai bahan dasarnya. Nah, kalau kamu penasaran sekali dengan proses pembuatannya, coba pergi ke Desa Wisata Kasongan yang berlokasi di Jalan Raya Kasongan. Selain gerabah, kamu juga bisa menemukan peralatan masak atau vas bunga

Nah, itu dia 5 pusat oleh-oleh Jogja terpopuler. Kalau kamu sudah tahu pusat oleh-oleh Jogja yang terpopuler, kamu juga harus tahu juga pusat oleh-oleh satu ini yang pastinya populer dan asyik banget untuk dikunjungi yaitu Teras Malioboro 1

Sekilas Teras Malioboro 1

pusat oleh-oleh
Teras Malioboro 1

Jika kita berkunjung ke Yogyakarta, disana terdapat tempat yang merupakan ikon wisata belanja terbaru yang lokasinya tepat di salah satu destinasi wisata terfavorit di Yogyakarta yaitu Kawasan Jalan Malioboro. Tempat itu tak lain adalah Kawasan Teras Malioboro 1 yang merupakan tempat relokasi seluruh pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Malioboro.

Kawasan Teras Malioboro 1 ini diresmikan pada tanggal 26 Januari 2021 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam acara “Wilujengan” dan menempati eks gedung bioskop Indra yang berlokasi di Jalan Margomulyo seberang pasar Beringharjo.

Dengan arsitektur bangunannya yang megah dihiasi ornamen tradisional Yogyakarta, serta dengan halamannya yang cukup luas dan rapi. Membuat Kawasan Teras Malioboro 1 ini menjadi pilihan yang tepat untuk dikunjungi oleh masyarakat dan wisatawan dalam rangka berbelanja, berswafoto, dan bahkan hanya untuk sekedar bersantai ria saja menikmati kenyamanan Yogyakarta.

Bertemakan industrial modern, Kawasan Teras Malioboro 1 adalah tempat berbelanja yang nyaman dan bersih dilengkapi dengan eskalator, lift, spot menikmati kuliner dan spot foto yang estetik serta instagramable. Agar lebih nyaman, pengunjung dapat mencatat lokasi-lokasi parkir yang berdekatan dengan Kawasan Teras Malioboro 1. Kantong parkir di Jalan Beskalan, Parkir Selatan Pasar Beringharjo, Parkir depan Taman Pintar, Parkir depan Shopping Center-TBY, adalah rekomendasi tempat parkir motor dan mobil pribadi terdekat dari Teras Malioboro 1.

Kawasan Teras Malioboro 1 ini ditempati oleh berbagai macam PKL yang banyak menawarkan berbagai macam jenis dagangan yang pastinya akan membuat tertarik para pengunjung untuk membelinya. Mulai dari aneka kuliner tradisional Yogyakarta, cemilan, sampai makanan khas Timur Tengah seperti kebab.

Kemudian para PKL di Kawasan Teras Malioboro 1 ini juga pastinya banyak menawarkan berbagai macam produk yang unik dan menarik seperti pakaian tradisional khas Jawa mulai dari batik, sorjan, blangkon, dan tidak ketinggalan juga para PKL di Kawasan Teras Malioboro 1 yang juga banyak menawarkan berbagai macam aneka T-Shirt bertemakan Yogyakarta.

T-Shirt yang banyak ditawarkan para PKL ini juga berkualitas baik dengan desain yang kekinian dan sangat cocok untuk dipakai oleh para kawula muda. Tak ketinggalan juga, berbagai macam aksesoris dan souvenir yang ditawarkan seperti aneka macam kerajinan kulit seperti dompet dan sabuk, gantungan kunci, hiasan dalam ruangan, serta berbagai macam miniatur yang berkaitan dengan Yogyakarta dan otomotif.

Setiap hari, Kawasan Teras Malioboro 1 ini ramai dikunjungi oleh berbagai macam pengunjung baik dari masyarakat Yogyakarta, wisatawan dari berbagai macam daerah di Nusantara, bahkan wisatawan mancanegara. Sejak pertama didirikannya, Kawasan Teras Malioboro 1 ini diharapkan dapat memajukan sektor UMKM di Yogyakarta terutama dengan adanya program unggulan Dinas  Koperasi dan UKM DIY yaitu SiBakul Jogja.

KEGIATAN LAYANAN PEMERIKSAAN GULA DARAH GRATIS DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LAINNYA DI TERAS MALIOBORO 1

Diabetes adalah ketidakmampuan tubuh untuk memproses gula (glukosa). Biasanya, ketika orang non-diabetes mengonsumsi gula, pankreas akan melepaskan enzim yang disebut insulin untuk mengubah gula menjadi energi. Namun pada penderita diabetes, pankreas tidak membuat insulin dan tubuh menjadi resisten terhadapnya. Akibatnya, gula darah menumpuk di arteri dan merusak pembuluh darah. Padahal, arteri punya fungsi vital untuk mengalirkan darah berisi oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Jika diabetes tidak mendapat penanganan yang serius, hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, kebutaan, sirkulasi yang buruk, hingga amputasi.

Data International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat hanya dalam waktu dua tahun, dibandingkan tahun 2019 sebesar 10,7 juta. Jumlah serangan diabetes di Indonesia mencapai 18 juta pada tahun 2020. Pada saat itu, prevalensi kasus tersebut meningkat 6,2 persen dibandingkan tahun 2019.

Dokter Spesialis Diabetes di RSUP Dr. Sardjito, Raden Bowo Pramono, mengatakan bahwa di Yogyakarta, jika dilihat dari data yang ada, kasus penyakit diabetes begitu tinggi. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat ketiga provinsi dengan prevalensi diabetes mellitus tertinggi di Indonesia yakni sebesar 3,1% berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018).

Umumnya, diabetes mellitus memang menyerang orang-orang tua. Tapi saat ini, anak-anak muda juga tidak terbebas dari penyakit diabetes. Hal ini disebabkan karena pola hidup anak-anak muda sekarang yang tidak sehat. Anak muda sekarang sangat kurang berolahraga dan melakukan aktivitas di luar ruangan. Apalagi di era digital seperti sekarang, baik mahasiswa maupun anak muda yang sudah bekerja banyak yang menghabiskan waktunya di depan komputer atau laptop sepanjang hari. Kondisi ini menyebabkan makanan yang dia makan tidak dapat dicerna dengan baik dan proses metabolisme tubuh menjadi terganggu (Endang Yuniarti, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta)

Teras Malioboro 1 bersama FOID Spesialis Luka Diabetes Unit Yogyakarta memberikan layanan pemeriksaan gula darah gratis kepada masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juli 2022 dan 22 Juli 2022, pukul 08.00 s.d 12.00 wib, bertempat di gedung Cendrawasih, Teras Malioboro 1 Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk skrining penyakit diabetes di lingkup masyarakat maupun pemerintah sekitar dan memberikan pengetahuan dini tentang penyakit dibetes secara gratis kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, antusias masyarakat sangat tinggi dengan adanya kegiatan ini. Pada hari Jumat tanggal 01 Juli 2022 jumlah mencapai 85 orang dan pada tanggal 22 Juli 2022 sebanyak 81 partisipan dengan peserta usia berkisar 17-78 tahun. Masyarakat bercerita, jika senang telah diadakan layanan pemeriksaan cek gula darah gratis dan layanan kesehatan lainnya. Mereka menilai bahwa selain mengetahui status kesehatan, juga mendapat pengetahuan tentang penyakit diabetes dan bagaimana pencegahan terhadap penyakit diabetes. Masyarakat berharap agar kegiatan ini dapat berkelanjutan di Teras Malioboro 1.

 

PELATIHAN PEMILAHAN SAMPAH DAN PEMANFAATANNYA BAGI CUSTOMER SERVICES DAN TENANT TERAS MALIOBORO 1

PELATIHAN PEMILAHAN SAMPAH

Sampah menempati peringkat nomor satu dalam 10 masalah besar lingkungan di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020. Dalam hal pengelolaan sampah, jaringan dan pelaku daur ulang di Indonesia cukup panjang, yaitu mulai dari tahap pengumpulan hingga menjadi produk, dan hal tersebut melibatkan banyak pihak. Untuk lebih meningkatkan penglolaan sampah, perlu adanya dukungan dari sisi teknologi maupun inovasi.

Jenis sampah di Indonesia dibedakan menjadi jenis sampah organic, plastic, kertas, logam karet, kaca dan lain-lain. Sedangkan menurut sumbernya, penghasil sampah berasal dari rumah tangga, pasar tradisionla, kawasan komersial, fasilitas publik, sekolah, jalan, dan sebagainya. hasil analisis Kompas menemukan bahwa setiap orang di Indonesia rata-rata membuang makanan setara Rp 2,1 juta per tahun. Nilai sampah makanan di Indonesia mencapai Rp 330 triliun per tahun. Untuk itu diperlukan penanganan sampah secepatnya.

Balai Layanan Bisnis UMKM DIY menyelenggarakan pelatihan pemilahan sampah dan pemanfaatannya bagi customer services dan tenant Teras Malioboro 1. Pelatihan ini diselenggarakan pada hari Rabu dan Kamis, 6 dan 7 Juli 2022 di Gedung Cirebon. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan lingkungan minim sampah (zero waste) dalam pengelolaan sampah di Teras Malioboro 1. Kegiatan ini sebagai pilot project bersama dengan Moseum Of Antroposen dalam mempromosikan ekonomi sirkular berbasis komunitas. Moseum Of Antroposen merupakan hasil gagasan dari Indonesian Upcycle Forum yang didukung penuh oleh Goethe-Institut Indonesia dan German Federal Foreign Office. Museum yang dibangun di area Dam Side Piyungan ini membuka harapan bagi pemanfaatan sampah juga harapan bagi masyarakat sekitar untuk dapat belajar mengolah sampah hingga dapat membantu memajukan perekonomian warga sekitar.

Sasaran penyelenggaraan pelatihan ini adalah para petugas kebersihan dan para pelapak (tenant) di lingkungan Teras Malioboro 1. Metode pengolahan sampah menggunakan metode 3R (Reduse, Reuse, Recycle) sehingga meminimalkan volume sampah yang terbuang di tempat pembuangan akhir sampah. Materi yang disampaikan meliputi materi kegiatan peningkatan pengetahuan (edukasi), pelatihan pemilahan sampah, pendampingan dan pemantauan proses pemilahan sampah serta pengambilan sampah dari Teras Malioboro I ke gudang TM Sampah.

Sampah dipilah berdasarkan jenisnya yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic dibedakan menjadi 3 jenis yaitu yang bersifat lunak, cair dan keras. Hasil olahan sampah organic berupa produk-produk yang sangat bermanfaat bagi sector pertanian (kompos, kasgot, eco enzyme, bio pestisida, arang aktif dan lain-lain), sector peternakan (tepung pellet, activator pakan), produk sanitasi/kebersihan (biofilter, pembersih wc/lantai), produk bio energi (bio diesel, bio gas, bio briket), bahan industry, kosmetik dan bangunan (pengawet kayu, biofarmaka, meuble, dan kerajinan).

Teras Malioboro 1 bersinergi dengan TM Sampah dan Moseum Of Antroposen dalam usaha mewujudkan pengelolaan sampah yang memiliki nilai akhir positif bagi banyak pihak, khususnya dapat mewujudkan Teras Malioboro 1 sebagai bagian dari instansi yang memiliki perhatian khusus terhadap isu sampah dunia. Teras Malioboro 1 berharap dapat menjadi kebanggaan tanggung jawab pengelolaan sampah yg pada jalur hilir akhir bermanfaat, baik sebagai hasil olahan sampah yang mewujudkan kesejahteraan masyarakat antara lain dari nilai jual maggot, pupuk serta output eco enzym, maupun menjadi bagian terwujudnya kampanye pengelolaan sampah dalam bentuk Monumen yang di jalankan oleh Moseum Of Antroposen.

Tujuan kegiatan pengelolaan sampah Teras Malioboro 1 dengan melibatkan TM sampah dan Moseum of Antroposen adalah pemanfaatan sampah sebagai bahan baku daur ulang, bahan baku kerajinan (bata plastic), pakan ternak maggot bsf, dan bahan baku kompos padat serta cair. Dengan adanya kegiatan ini maka diharapkan mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan dan sumberdaya dalam perekonomian selama mungkin, sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pendekatan ekonomi lama yang linear.